LAPORAN TUGAS AKHIR
PELAKSANAAN PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN DI PT. INDUSTRI TELEKOMUNIKASI
INDONESIA (PERSERO)
Untuk memenuhi mata kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia
Disusun oleh:
Nurbudi Lestari (170103140022)
Administrasi Keuangan A
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS ILMUSOSIAL DAN ILMU POLITIK
BANDUNG
2015
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur
penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan
karunia-Nya yang telah memberikan kemudahan dan kelancaran, tak lupa Shalawat
beserta salam semoga senantiasa terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad SAW,
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini yang merupakan Laporan
Tugas Akhir yang berjudul “Proses
Pelaksanaan Ketenagakerjaan di PT. INTI (Industri Telekomunikasi Indonesia)”.
Maksud dari tugas akhir ini adalah untuk memaparkan tentang penyusunan program
yang berpengaruh terhadap pengetahuan bagaimana atasan mengawasi bawahannya.
Penulisan Laporan tugas akhir ini bertujuan untuk memenuhi kuliah Manajemen
Sumber Daya Manusia dan untuk memenuhi nilai Ujian Akhir Semester.
Dalam penyusunan tugas
akhir ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan dan dorongan dari pihak-pihak
yang terkait. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang
sebesar-besarnya terutama kepada :
1.
Ibu Dra. Neneng Weti Isnawaty, M.Si selaku dosen pembimbing tugas
akhir yang telah memberikan waktu serta bimbingannya sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas akhir ini.
2.
Bag. Pengawasan internal PT. Industri
Telekomunikasi Indonesia (PERSERO) Bapak Yulizar.
Akhir kata dengan segala kerendahan hati penulis
menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kriteria yang sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun penulis sangat harapkan.
Semoga tugas akhir ini dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan
umumnya bagi pembaca.
Bandung, November 2015
Penulis
ii
ABSTRAK
Dalam
pembangunan ketenagakerjaan, pemerintah diharapkan dapat menyusun dan
menetapkan perencanaan tenaga kerja. Perencanaan tenaga kerja dimaksud agar
dapat dijadikan dasar dan acuan dalam penyusunan kebijakan, strategis, dan
implementasi program pembangunan ketenagakerjaan yang berkesinambungan.
Penyusun perencanaan tenaga kerja disusun atas dasar informasi ketenagakerjaan.
Informasi ketenagakerjaan yang harus disusun minimum salah satunya adalah
pengendalian.
Mode
yang digunakan dalam penulisan laporan tugas akhir ini adalah metode
deskriptif. Sedangkan untuk pengumpulan data penulis menggunakan studi
kepustakaan dan studi lapangan yang mencangkup observasi dan wawancara. Lokasi
praktek kerja lapangan dilaksanakan di PT. Industri Telekomunikasi Indonesia
(PERSERO) yang berlokasi di Jl. Moch. Toha No 77 Bandung.
Ada beberapa faktor yang jadi
penghambat dalam Proses Pelaksanaan Ketenagakerjaan salah satunya adalah
kurangnya jumlah pegawai pengawas ketenagakerjaan. Untuk mengatasi faktor
penghambat tersebut perlu menambah jumlah pegawai pengawas kerenagakerjaan.
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR...................................................................................................... ii
ABSTRAK....................................................................................................................... iii
DAFTAR
ISI.................................................................................................................... iv
BAB
1 .............................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN..........................................................................................................,. 1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Laporan Penelitian.............................................................................. 2
1.3 Tujuan................................................................................................................. 3
1.4 Kegunaan............................................................................................................ 3
1.5 Metode & Teknik Pengumpulan
Data................................................................ 4
1.6 Lokasi Praktek.................................................................................................... 4
BAB
2 .............................................................................................................................. 5
TUJUAN
PUSTAKA....................................................................................................... 5
2.1 Konsep Administrasi dan Manajemen............................................................... 6
2.2 Konsep Manajemen Sumber Daya
Manusia...................................................... 7
2.3 Konsep Pelaksanaan Pengawasan
Ketenagakerjaan.......................................... 8
BAB
3 ............................................................................................................................. 9
OBJEK
PRAKTIK KERJA............................................................................................ 9
3.1
Sejarah Singkat PT. Industri Telekomunikasi Indonesia (PERSERO)............ 10
3.2 Tugas pokok dan Fungsi PT. Industri
Telekomunikasi Indonesia (PERSERO)11
3.3 Struktur Organisasi PT. Industri
Telekomunikasi Indonesia (PERSERO)....... 12
iv
BAB
4 ............................................................................................................................ 13
PEMBAHASAN............................................................................................................. 13
4.1 Prosedur Pelaksanaan Pengawasan
ketenagakerjaan......................................... 14
4.2 Hambatan dalam Pelaksanaan
Pengawasan ketenagakerjaan............................ 15
4.3 Upaya Untuk Mengatasi Hambatan................................................................... 16
BAB
5 ............................................................................................................................ 17
KESIMPULAN
DAN SARAN...................................................................................... 17
5.1 Kesimpulan........................................................................................................ 17
5.2 Saran.................................................................................................................. 18
DAFTAR
PUSTAKA..................................................................................................... 19
v
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
PT.
Industri Telekomunikasi Indonesia (PERSERO) merupakan suatu Badan Usaha Milik
Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang Industri dan Telekomunikasi, yang
bertujuan untuk mencari keuntungan agar mencapai hasil yang optimal. Untuk
mencapai hasi yang optimal suatu Perusahaan harus ditunjang oleh Sumber Daya
Manusiayang berkualitas.
Sumber
Daya Manusia memegang peran yanga paling dominan dalam menentukan hasil yang
diharapkan sehingga perhatian dan pembinaan hidup tenaga kerja merupakan upaya
efektif dalam meningkatkan profesionalisme, karena pada dasarnya Perusahaan
mengharapkan agar para karyawan bekerja baik dengan prestasi kerja yang tinggi.
Jika prestasi kerja karyawan baik maka Perusahaan akan dapat memperoleh laba
dan kontinuitas Perusahaan akan lebih terjamin, dan hal ini dipengaruhi oleh
beberapa faktor.
Salah
satu faktor yang sangat mempengaruhi adalah pengendalian ketenagakerjaan dimana
hal ini merupakan salah satu indikator yang paling penting dalam menentukan
produksi dan produktivitas untuk memecahkan masalah yang berhubungan erat
dengan tenaga kerja.
“Pengendalian(directing)
adalah kegiatan mengendalikan semua karyawan agar mentaati peraturan-peraturan
perusahaan dan bekerja sesuai dengan rencana. Apabila terdapat penyimpangan
atau kesalahan, diadakan tindakan perbaikan dan penyempurnaan rencana. Pengendalian
karyawan meliputi kehadiran, kedisiplinan, perilaku, kerja sama, pelaksanaan
pekerjaan, dan menjaga situasi lingkungan pekerjaan.” (Drs.
Malayu S.P. Hasibuan).
1
2
Banyak masalah yang timbul dalam
perusahaan, begitu pula pada PT. Industri Telekomunikasi Indonesia (PERSERO)
khususnya dalam pengendalian ketenagakerjaan sehingga bukan penyelesaian yang
diperoleh melainkan perbaikan didapat, karena jika pengendalian ketenagakerjaan
yang baik maka prestasi kerja yang tinggi akan tercapai. Masalah pengendalian
ketenagakerjaan ini ditentukan berdasarkan kesalahan atau penyimpangan yang
terjadi pada perusahaan.
Dengan
system pengendalian ketenagakerjaan yang baik diharapkan dapat merangsang dan
mendorong tenaga kerja untuk lebih berprestasi dalam meningkatkan produktivitas
serta menggerakan tenaga dan pikiran dalam melestarikan tujuan.
Berdasarkan
uraian diatas penulis berkesimpulan
betapa pentingnya masalah tersebut sehingga penulis tertarik untuk melakukan
tinjauan lebih lanjut, serta relevasi bidang ilmu yang dipelajari oleh penulis
yaitu Administrasi Publik dimana salah satunya mempelajari tentang Manajemen
Sumber Daya Manusia. Oleh karena itu penulis menyusun laporan Tugas Akhir
mengambil judul : “PELAKSANAAN
PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN DI PT. INDUSTRI TELEKOMUNIKASI INDONESIA (PERSERO)”.
1.2 Rumusan
Penulis Laporan
Berdasarkan yang telah
diuraikan diatas, maka untuk mempermudah pembahasan terdapat beberpa masalah
yang dapat dirumuskan sebagai berikut:
1.
Bagaimana Pelaksanaan Pengawasan
Ketenagakerjaan di PT. Industri Telekomunikasi Indonesia (PERSERO)?
2.
Apa saja faktor pendukung dan faktor
penghambat dalam Pelaksanaan Pengawasan Ketenagakerjaan di PT. Industri
Telekomunikasi Indonesia (PERSERO)?
3
3. Apa upaya untuk mengatasi hambatan yang
dihadapan dalam Pelaksanaan Pengawasan Ketenaga kerjaan di PT. Industri
Telekomunikasi Indonesia (PERSERO)?
1.3 Maksud dan Tujuan Praktek Kerja
Maksud dan tujuan
diadakannya praktek kerja adalah untuk mendapatkan data yang dapat
dipertanggung jawabkan sebagai sumber atau bahan salah satu syarat untuk
menempuh Tugas Akhir pada program Diploma III Konsentrasi Administrasi Publik
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Padjadjaran, serta mengetahui:
1.
Untuk mendeskripsikan Proses Pelaksanaan
Pengawasan Ketenagakerjaan di PT. Industri Telekomunikasi Indonesia (PERSERO).
2.
Untuk mengetahui hambatan apasaja yang
dihadapi dalam Proses Pelaksanaan Ketenagakerjaan di PT. Industri
Telekomunikasi Indonesia (PERSERO).
3.
Untuk mengetahui upaya yang dilakukan
dalam mengatasi hambatan di dalam Proses Pelaksanaan Pengawasan Ketenagakerjaan
di PT. Industri Telekomunikasi Indonesia (PERSERO).
1.4 Kegunaan Praktek Kerja
Sesuai dengan tujuan
yang dikemukakan penulis, maka penulis berharap laporan ini dapat berguna,
antara lain :
1.
Bagi penulis
a. Untuk
menambah wawasan pengetahuan dan pengalaman serta untuk memperoleh data dan
informasi sebagai dasar untuk penulisan laporan praktik kerja.
4
b. Untuk
memenuhi salah satu syarat dalam menempuh Tugas Akhir pada program Diploma III
Fakultas Sosial dan Ilmu Politik Universitas Padjadjaran.
2.
Bagi Instansi
a. Dapat
menyesuaikan metode kulian dan materi kuliah agar lebih sesuai dengan dunia
kerja.
3. Bagi
Masyarakat
a. Semoga
dapat menjadi bahan referensi oleh junior dan senior.
1.5 Metode & Teknik Pengumpulan Data
a.
Metode yang digunakan oleh penulis
adalah metode deskription yaitu metode dengan cara menggambarkan prosedur untuk
gada akhir.
·
Bagan Akhir
Bagan Pelaksanaan Pengawasan Ketenagakerjaan di PT. Industri Telekomunikasi
Indonesia (PERSERO)
Sumber :Hasil observasi tahun 2015
5
b.
Teknik
pengumpulan data yang digunakan oleh penulis dalam mengumplkan data-data dan
penyusunan laporen praktik kerja terdiri dari:
1.
Studi Kepustakaan
yang dilakukan dengan
cara mempelajari dan menelaah berbagai dokumen yang ada kaitannya dengan pokok
pembahasan dan mempelajari referensi yang ada kaitannya dalam pokok bahasan
dalam laporan ini. Studi kepustakaan diambil langsung dari berbagai bahan
kepustakaan seperti internet, buku dan lainnya.
2.
Studi Lapangan
Yaitu teknik
pengumpulan data dengan cara mempelajari keadaan yang terjadi dilapangan.
Penulis memperoleh data dengan mengedepankan pengamatan yang dilakukan dengan
cara:
a.
Observasi
Merupakan teknik
pengumpulan data dengan cara mengamati langsung dilapangan mencari data-data
secara sistematis mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaa pengawasan
ketenagakerjaan.
b.
Wawancara Merupakan teknik memperoleh
data dan informasi dengan wawancara langsung atau tatap muka dengan nara sumber
guna mendapatkan informasi yang diinginkan. Dalam proses wawancara, penulis
telah melakukan wawancara dengan narasumber Bapak Drs. H. Yulizar sebagai
Kepala Seksi Pelaksanaan Pengawsan Intern Ketenagakerjaan di PT. Industri
Telekomunikasi Indonesia (PERSERO).
1.6 Lokasi
Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan
Penulis melaksanakan praktek kerja lapangan di PT.
INdustri Telekomunikasi Indonesia Bandung, Jl. Mohammad Toha No. 77, Bandung,
Alamat email www/inti.co.id.
BAB II
TINJAIAN
PUSTAKA
2.1 Konsep Administrasi
dan Manajemen
Secara etimologis administrasi dapat diartikan sebagai
kegiatan memberi bantuan dalam mengelola informasi, mengelola manusia,
mengelola harta benda kearah suatu tujuan yang terhimpun dalam organisasi.
Administrasi adalah segenap rangkaian kegiatan penataan terhadap pekerjaan
pokok yang dilakukan oleh sekelompok orang dalam kerja sama mencapai tujuan
tertentu (The Liang Gie, 1980).
Perkembangan studi Ilmu Administrasi memperlihatkan tingkat kepesatan
yang relative tinggi dan maju dibandingkan dengan cabang ilmu-ilmu sosial lain
yang mendahuluinya. Intensitas perkembangan studi Administrasi ditandai dengan
adanya berbagai spesialisasi bidang kajian dan bahkan spesialisasi yang
beberapa diantaranya telah berkembang menjadi satu domain studi atau disiplin
ilmu.
Miftah Tohha (1983), mengemukakan adanya delapan unsur
administrasi salah satunya adalah manajemen. Manajemen dapat didefinisikan
sebagai “kemampuan atau keterampilan untuk memperoleh suatu hasil dalam rangka
pencapaian tujuan melalui kegiatan-kegiatan orang lain”(sondang P.
Siagian,1978). Dengan adanya unsur manajemen didalam administrasi, memicu
timbulnya pandangan tentang administrasi dan manajemen.
6
7
Manajemen berfungsi untuk melakukan
kegiatan dalam rangka pencapaian tujuan dalam batas-batas kebijaksanaan umum
yang telah di tentukan dalam tingkatan administrasi. Sehingga dalam tingkatan
manajemen hanya dapat dilakukan tindakan ataukegiatan yng berhubungan dengan,
menentukan tujuan yang bersifat departemental atau sektroal, serta menentukan
kebijaksanaan yang bersifat khusus atau operasional. Didalam manajemen terdapat
sumber daya manajemen,yang merupakan sarana-sarana atau alat-alat administrasi
atau manajemen yang dikemukakan oleh George R. Terry salah satunya adalah men
(orang-orang). Tanpa adanya manusia/men tidak aka nada kegiatan-kegiatan
administrasi yang dimana fungsi-fungsi administrasi tidak akan berjalan. Karena
sangat perlunya manusia/ men dalam sebuah manajemen, maka manajemen
memiliki suatu bidang, yaitu bidang Manajemen Sumber Daya Manusia.
2.2 Konsep Manajemen
Sumber Daya Manusia Manajemen
Sumber Daya Manusia dapat dibedah menjadi dua
pengertian utama, masing-masing adalah Manajemen dan Sumber Daya Manusia.
Manajemen dapat didefinisikan sebagai “kemampuan atau keterampilan untuk
memperoleh suatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan melalui kegiatan-kegiatan
orang lain”(sondang P. Siagian,1978) .Salah satu unsur manajemen yaitu unsur
men (manusia) berkembang menjadi bidang ilmu manajemen yang disebut manajemen sumber daya manusia.
Dan Sumber Daya
8
Manusia adalah salah satu sumber daya yang terdapat dalam organisasi, meliputi semua orang yang melakukan aktivitas. Jadi secara sederhana pengertian MSDM adalah mengelola sumber daya manusia. Dari keseluruhan sumber daya yang tersedia dalam suatu organisasi, baik organisasi public maupun swasta, sumber daya manusialah yang paling penting dan sangat menentukan. MSDM timbul sebagai masalah baru pada tahun 1960-an. Sebelum itu, kurang lebih pada tahun 1940-an, yang mendominasi adalah manajemen personalia. Manajemen Personalia adalah “ perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan kegiatan-kegiatan pengadaan, pengembangan, pemberian kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan dan pelepasan sumber daya manusia agar tecapai berbagai tujuan individu” (Edwin,1980). Antara keduanya jelas terdapat perbedaan didalam ruang lingkup dan tingkatnnya. MSDM mencangkup masalah-masalah yang berkaitan dengan pembinaan,penggunaan, dan perlindungan sumber daya manusia, sedangkan manajemen personalia lebih banyak berkaitan dengan sumber daya manusia yang berada didalam perusahaan-perusahaan, yang umum dikenal dengan sector formal. Persamaan Manajemen Sumber Daya Manusia dengan Manjaemen Personalia adalah keduanya merupakan ilmu yang mengatur unsur manusia dalam suatu organisasi, agar mendukng terwujudnya tujuan. Perbedaan Manajemen Sumber Daya Manusia dengan Manajemen Personalia bahwa Manajemen Sumber Daya Manusia dikaji secara makro, sedangkan manajemen personalia dikaji secara mikro. Manajemen Sumber Daya Manusia menganggap bahwa karyawan adalah kekayaan(asset) utama organisai, jadi harus dipelihara secara baik. Manajemen Personalia menganggap bahwa karyawan adlah faktor produksi, jadi harus dimanfaatkan secara produktif. Manajemen Sumber Daya Manusia pendekatannya secara modern, sedangkan Manajemen Personalia pendekatannya secara klasik. Manajemen Sumber Daya Manusia adalah bagian dari manajemen. Oleh karena itu, teori-teori manajemen menjadi dasar pembahasannya. Manajemen Sumber Daya Manusia memfokuskan pembahasanya mengenai pengaturan peranan manusia dalam mewujudkan tujuan yang optimal. Ruang lingkup MSDM mencangkup keterlibatan pekerja dalam kegiatan-kegiatan yang dirasakan sangat penting. Para manajer harus berusaha mengintegrasikan kepentingan dari para pekerja dengan kepentingan organisasi secara keseluruhan. MSDM sebenarnya merupakan suatu gerakan pengakuan
9
terhadap pentingnya unsur manusia sebagai sumber daya yang cukup potensial, yang perlu dikembangkan sedemikian rupa sehingga mampu memberikan kontribusi yang maksimal bagi organisasi dan bagi pengembangan diri. Manajemen Sumber Daya Manusia memiliki sebelas fungsi, salah satunya adalah kompensasi. “Kompensasi adalah semua pendapat yang berbentuk uang, barang langsung atau tidak langsung yang diterima karyawan sebagai imbalan atas jasa yang diberikan kepada perusahaan.”(Drs. Malayu S.P. Hasibuan).
2.3 Konsep Pengendalian
Pengendalian
merupakan salah satu fungsi pokok manajemen yang harus dilaksanakan dalam suatu
kerja sama atau organisasi agar kesinambungan si suatu kegiatan dapat terjaga
sehingga sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai, selain itu
pengendalian dilaksanakan untuk mengetahui adanya penyimpangan dalam suatu
pekerjaan.
untuk
memberikan penjelasan tentang pentingnya pengendalian dalam suatu perusahaan
atau organisasi, penulis akan kemukakan pengertian pengendalian menurut para
ahli.
“Pengendalian(directing)
adalah kegiatan mengendalikan semua karyawan agar mentaati peraturan-peraturan
perusahaan dan bekerja sesuai dengan rencana. Apabila terdapat penyimpangan
atau kesalahan, diadakan tindakan perbaikan dan penyempurnaan rencana.
Pengendalian karyawan meliputi kehadiran, kedisiplinan, perilaku, kerja sama,
pelaksanaan pekerjaan, dan menjaga situasi lingkungan pekerjaan.” (Drs.
Malayu S.P. Hasibuan).
Dari
pengertian pengendalian tersebut, dapat dikemukakan bahwa pengendalian adalah
suatu kegiatan yang dilakukan oleh pemimpin/manajer untuk mengetahui bahwa
pelaksanaan kerja sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya,
sehingga apabila terjadi penyimpangan-penyimpangan akan ditanggulangi.
BAB III
Objek Praktik Kerja Lapangan
3.1 Sejarah
Singkat PT.INTI
Dalam
website menceritakan awal mula pembentukan PT. Industri Telekomunikasi
Indonesia (PERSERO) yang berpusat di Bandung dengan 695 orang karyawan tetap
(posisi Maret 2009), PT. Industri Telekomunikasi Indonesia (PERSERO) telah
berkiprah dalam bisnis telekomunikasi selama 35 tahun. Pelanggan utama INTI
antara lain adalah “THE BIG FOUR” operator telekomunikasi di indonesia; Telkom,
Indosat, Telkomsel, dan XL.
Sejak
berkembangnya tren konvergensi antara teknologi telekomunikasi dan teknologi
informasi (IT), INTI telah melakukan perubahan orientasi bisnis dari yang
semula berbasis pure manufacture menjadi sebuah industri yang berbasis solusi
kesisteman, khususnya dalam bidang sistem infokom dan integrasi teknologi.
Selama dua tahun terakhir Inti
menangani solusi dan layanan jaringan tetap maupun seluler serta mengembangkan
produk-produk seperti IP PBX, NMS (Network
Management System), SLIMS (Subscriber
Line Maintenance System), NGN Server, VMS (Video Messaging System) ,GPA (Perangkat
Pemantau dan Pengontrol berbasis SNMP), Interface Monitoring System untuk
jaringan CDMA, dan sistem Deteksi dan Peringatan Bencana Alam (Disaster Forecasting and Warning System).
Memasuki tahun 2009, PT. INTI mulai
mencari peluang-peluang bisnis dalam industri IT, termasuk kemungkinan mulai
bergabung dalam usaha mewujudkan salah satu mimpi dan tantangan terbesar
Indonesia saat ini, yaitu membuat komputer notebook murah. Ini adalah satu
tantangan yang besar bagi INTI.
10
11
3.2 Tugas
Pokok Dan Fungsi PT. INTI
Tugas
pokok yang dilaksanakan oleh PT. Industri Telekomunikasi Indonesia (PERSERO)
adalah memproduksi sarana telekomunikasi berupa bidang telepon, radio, barang
transmisi dan lain-lain yang berhubungan dengan indrustri telekomunikasi.
3.3 Visi,
Misi PT. INTI
Dalam
menjalankan tugasnya, PT. INTI memiliki Visi dan Misi yang cukup jelas agar
dapat mencapai sasaran kerja dengan sesuai. Visi dan Misi PT. INTI merupakan pedoman kerja para
aparatur perusahaan PT. INTI. Adapun bunyi Visi tertulis dari PT. INTI yang
terdapat pada dalam buku profil perusahaan sebagai berikut : “Menjadi Pilihan
Pertama Bagi Pelanggan Dalam
Mentransformasikan Mimpi Menjadi Kenyataan”
Misi merupakan suatu yang harus
dilaksanakan agar tujuan organisasi dapat terlaksana dan berhasil dengan baik
sesuai dengan visi yang telah ditetapkan. Dengan adanya misi diharapkan seluruh
pegawai dan pihak lain dapat mengetahui peran dan program serta mewujudkan visi
tersebut diatas, maka misi PT. INTI adalah:
1. Fokus
bisnis tertuju pada kegiatan jasa engineering yang sesui dengan spesifikasi dan
permintaan konsumen.
2. Memaksimalkan
value (nilai) Perusahaan serta mengupayakan growth (pertumbuhan) yang
berkesinambungan.
3. Berperan
sebagai primer mover (penggerak utama) bangkitnya industri dalam negri.
12
3.4 Struktur Organisasi PT. Industri Telekomunikasi Indonesia (PERSERO)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pelaksanaan Pengawasan Ketenagakerjan PT.
INTI (Industri Telekomunikasi Indonesia)
Pelaksanaan
ketenagakerjaan merupakan unsur penting dalam perlindungan tenaga kerja yang
bersifat independen, dengan demikinan pelaksanaan pengawasan tidak terpengaruh
oleh perubahan yang terjadi pada sistem ataupun pengaruh lainya. Pengawasan
ketenagakerjaan dilakukan untuk mengawasi dan ditaati selutuh peraturan
perundang-undang ketenagakerjaan yang meliputi norma kerja, norma keselamatan
dan norma kesehatan kerja.
Pelaksanaan pengawasan ketenagakerjaan secara
menyeluruh harus berorientasi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat dan
pelayanan masyarakat yang efektif. untuk dapat dilaksanakan pengawasan
ketenagakerjaan harus ada unit organisasi pengawasan ketenagakerjaan sehingga
perlakuan hukum yang sama bagi semua pihak dan pelaksanaan yang seragam. oleh
karena itu pengawasan ketenagakerjaan perlu ditata dan dikelola dengan
sungguh-sungguh berdasarkan suatu sistem yang utuh dan terintegrasi dengan
dukungan sumberdana dan sumber daya masyarakat yang memadai.
Pengawasan itu diadakan untuk
mencegah atau memperbaiki kesalahan, penyimpangan, penyelewengan, dan lainnya
yang tidak sesuai dengan tugas dan wewenang yang telah ditentukan. Jadi maksud
pengawasan bukan mencari kesalahan terhadap orangnya, tetapi mencari kebenaran
terhadap pelaksanaan pekerjaannya. Pengawasan bertujuan agar hasil pekerjaan
diperoleh secara efisien dan efektif, sesuai dengan rencana yang telah
ditentukan sebelumnya.
13
14
4.1.1 Persiapan Pemeriksaan
Tahap persiapan
pemeriksaan merupakan hal yang sangat penting dalam suatu proses pemeriksaan
atau pengujian onjek pengawasan ketenagakerjaan. Apabila persiapan pemeriksaan
kurang baik maka akan dapat mengancam keberhasilan pelaksanaan pemeriksaan.
Kegiatan persiapan pemeriksaan ini tidak boleh dilakukan secara mendadak tetapi
harus dilakukan beberapa hari sebelum pelaksanaan pemeriksaan dilakukan,
sehingga data-data yang dikumpulkan dapat lengkap dan cukup waktu untuk
mempersiapkan kelengkapan pemeriksaan baik administratif maupun teknis yang
harus dibawa.
Persiapan pemeriksaan yang baik
merupakan langkah awal yang baik utuk memulai kegiatan pemeriksaan
ketenagakerjaan. Dengan persiapan yang baik diharapkan kegiatan yang dilakukan
oleh pengawas ketenagakerjaan akan lebih fokus dan terarah karena telah
mendapatkan gambaran apa yang akan dilakukan. Dengan demikian persiapan
pemeriksaan harus dilakukan. Adapun langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam
persiapan pemeriksaan ketenagakerjaan sebagai berikut :
1.
Pembuatan
Rencana Kerja
Rencana
kerja pemeriksaan adalah rencana kegiatn pelaksanaan tugas pegawai
ketenagakerjaan untuk periode tertentu. Rencana kerja pemeriksaan harus merujuk
pada indentifikasi permasalahan serta cakupan ruang lingkup yang tela ditentukan
dengan mempertimbangkan prioritas pemeriksaan, antara lain tingkat kerawanan
perusahaan dn tingkat resiko bahaya tempat kerja maupun peralatan yang dibuat
untuk suatu periode tertentu.
2.
Mengumpulkan,
Mempelajari, dan Mengindentifikasi Dokumen Perusahaan
Kegiatan
mengumpulkan data objek pengawasan dimulai dengan mengumpulkan data atau
dokumen di internal unit pengawasan ketenagakerjaan yang berkaitan dengan
perusahaan dan dapat pula dilakukan dengan meminjam berkas unit kerja terkait
atau memanfaatkan data internal yang terdapat dalam
15
administrasi
unit pengawasan ketenagakerjaan yang bersangkutan.Semua informasi tersebut
harus dicatat dalam buku kerja pengawas ketenagakerjaan dan dilakukan
indentifikasi untuk merumuskan dan menyatakan tenang bagaimana keadaan
ketenagakerjaan di perusahaan sehingga dapat mengenalli perusahaan yang ingin
dilakukan pemeriksaan.
3.
Mengumpulkan
dan Mempelajari Peraturan Perundang-undangan
Untuk
mendukung pelaksanaan pemeriksaan, seorang pengawas ketenagakerjaan perlu mempelajari
peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan tugas dan wewenang yang
dimilikinya dalam melakukan pengawasan ketenagakerjaaan. Selain itu mempelajari
prosedir dalam melaksanakan fungsi utama yang dipercayakan kepada pengawas
ketenagakerjaan, sehingga pengawas ketenagakerjaan mampu memberi jaminan
penegakan ketentuan hukum terkait dengan kondisi-kondisi kerja dan perlindungan
pekerja ketika melakukan pekerjaan, seperti ketentuan ketentuan terkait dengan
jam kerja, upah, keselamatan, kesehatan, dan kesejahteraan.
4.
Menyiapkan
Sarana dan Prasarana Pemeriksaan
Agar
pemeriksaan dapat berjalan dengan lancar, maka sebelum melakukan pemeriksaan
perli dipersiapkan sarana-sarana baik kelenglapan administrasi maupun
kelengkapan teknis sebagai berikut :
a. Surat
Perintah Tugas
b. Kartu
Tanda Pengenal
c. Surat
pemberitahuan
d. Buku
Akte Pengawas Ketenagakerjaan
e. Kartu
Pemeriksaan
f. Pakaian
Seragam
g. Buku
Kerja Pngawas Ketenagakerjaan
h. Alat
Perlengkapan
16
4.1.2
Pelaksanaan
Pengawasan
Pegawai
pengawasan yang ditunjuk harus mempunyai kompetensi dan independen, berarti
pegawai pengawas harus memiliki kacakapan dalam melaksanakan tugasnya dan
tidakterpengaruh pihak lain dalam setiap mengambil keputusan. Pengawas
ketenagakerjaan dilakukan oleh unit kerja instansi yang bertanggung jawab di
bidang ketenagakerjaan. Pengawasan ketenagakerjaan harus tetap terselenggara
walaupun sistem perusahaan berubah.
Dalam
melaksanakan tugas pegawai pelaksanaan berhak dan wajib melakukan kegiatan
seperti memasuki semua tempat di mana bisa dijalankan pekerjaan dan perawatan
pekerja, jika terjadi penolakan untuk memsauki tempat-tempat tersebut, pegawai
pengawas berhak meminta bantuan polri, setelah pengwas memasuki tempat tersebut
mereka mendapat keterangan jelas dari pekerja atau buruh mengenai kondisi
hubungan kerja pada perusahaan.Pengawas wajib merahasiakan segala keterangan
yang didapat dalam pemeriksaaan tersebut dan wajib mengusut pelanggaran yang
terjadi.
4.1.3
Objek
Pengawasan
Dalam melakukan
pengawasan ketenagakerjaan diperlukan objek pengawasan berupa pembinaan
pengawasan ketenagakerjaan, kegiatan pemeriksaan objek pengawasan, kecelakaan
kerja, data kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja, pelanggaran norma
ketenagakerjaan.
4.2
Faktor
Pendukung dan Faktor Penghambat Pelaksanaan Proses Pelaksanaan Pengawasan
Ketenagakerjaan di PT. Industri Telekomunikasi Indonesia (PERSERO)
4.2.1 Faktor Pendukung
Berdasarkan
hasil wawancara yang penulis lakukan terdapat dukungan dalam Pengawasan
Ketenagakerjaan di PT. Industri Telekomunikasi Indonesia (PERSERO)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Dari Uraian yang
penulis jelaskan sebelumnya mengenai Pelaksanaan Pengawasan Ketenagakerjaan di
PT. Industri Telekomunikasi Indonesia (PERSERO) dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut :
1. Pelaksanaan Pengendalian
di PT. Industri Telekomunikasi Indonesia (PERSERO) Persero sudah berjalan
dengan baik karena sesuai dengan prosedur.
2. Adanya beberapa faktor
pendukung dan faktor penghambat dalam pelaksanaan pengawasan ketenagakerjaan
salah satunya adalah terpenuhinya anggaran dalam pengawasan ketenagakerjaan dan
kurangnya pegawai pengawasan ketenagakerjaan di PT. Industri Telekomunikasi
Indonesia (PERSERO).
3. Terdapat upaya untuk
mengatasi hambatan dalam pelaksanaan ketenagakerjaan di PT. Industri
Telekomunikasi Indonesia (PERSERO) yaitu dengan menambag jumlah pegawai
pengawas ketenagakerjaan.
5.2.
Saran
Berdasarkan wawancara di PT. Industri Telekomunikasi Indonesia (PERSERO), maka
penulis mengemukakan saran sebagai berikut :
1. Perlu adanya penambahan pegawai pengawas ketenagakerjaan dilingkungan PT.
Industri Telekomunikasi Indonesia (PERSERO), supaya bisa lebih maksimal dalam
menjalankan tugas dan fungsinya.
17
18
yaitu terpenuhinya anggaran dalam
pengawasan ketenagakerjaan, baik anggaran dari pusat maupun perusahaan.
4.2.2
Faktor
Penghambat
Berdasarkan wawancara yang penulis lakukan terdapat
hambatan yang dihadapi dalam Pengawasan ketenagakerjaan di PT. Industri
Telekomunikasi Indonesia (PERSERO) yaitu :
1. Tidak
memadainya jumlah pegawai pengawasan ketenagakerjaan yang terdapat di PT.
Industri Telekomunikasi Indonesia (PERSERO)
4.3
Upaya
Yang Dilakukan Untuk Mengatasi Hambatan Dalam Proses Pelaksanaan Pengawasa
Ketenagakerjaan di PT. Industri Telekomunikasi Indonesia (PERSERO)
Upaya yang dilakukan
untuk mengatasi hambatan yang terjadi saat Pelaksanaan Pengawasan Ketenagakerjaan
di PT. Industri Telekomunikasi Indonesia (PERSERO) antara lain sebagai berikut
:
1.
Perusahaan seharusnya menambah jumlah
pegawai pengawas ketenagakerjaan di PT. Industri Telekomunikasi Indonesia
(PERSERO).
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Hasibuan, Malayu. 1993. Manajemen SumberDaya Manusia: Jakarta :
Bumi Aksara
Siagian, Sondang P. 1994. Manajemen SumberDaya Manusia: Jakarta :
Bumi Aksara
SUMBER LAIN
19
Tidak ada komentar:
Posting Komentar